Menghitung Usia Kehamilan

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share
Kesimpangsiuran mengenai usia kehamilan karena hitungan dokter tidak sesuai dengan hitungan Anda, terkadang menimbulkan kecemasan soal bayi lahir lewat waktu atau terlalu muda.

Dalam satu siklus menstruasi, sebuah sel telur dilepaskan oleh ovarium 14 hari sebelum haid berikutnya. Kejadian ini disebut ovulasi. Telur akan masuk ke dalam saluran (tuba) di mana fertilisasi (pembuahan) terjadi. Selanjurnya, hasil pembuahan akan ditransportasikan ke dalam rahim. Jika tidak terjadi kehamilan, sel telur akan berdegenerasi dan dikeluarkan dari rahim bersamaan dengan darah haid. Namun, jika terjadi fertilisasi, hasil pembuahan akan tumbuh menjadi embrio melalui pembelahan sel.

Kehamilan biasanya dihitung dengan satuan minggu yang dimulai dari hari pertama haid terakhir. Karena ovulasi umumnya terjadi 2 minggu sejak haid pertama dan pembuahan terjadi segera setelah ovulasi, maka usia embrio secara kasar 2 minggu lebih muda dari usia kehamilan sebenarnya. Dengan kata lain, wanita yang dinyatakan hamil 4 minggu, usia embrionya adalah 2 minggu. Jika haidnya tidak teratur, perbedaan usia kehamilan sebenarnya bisa lebih dari 2 minggu. Untuk memudahkan, jika seorang wanita terlambat haid 2 minggu, maka usia kehamilannya oleh dokter akan ditulis 6 minggu.

Lama kehamilan rata-rata 266 hari (38 minggu) yang dihitung sejak terjadinya konsepsi (pembuahan). Tanggal taksiran persalinan biasanya dihitung dengan mengurangi 3 bulan sejak hari haid pertama, untuk harinya ditambah 7 dan tahunnya ditambah 1. Sebagai contoh, seorang wanita yang hamil dengan hari pertama haid yang terakhir 15 Mei 2012, maka tanggal taksiran persalinannya adalah 22 Februari 2013.

Diperkirakan, hanya 10% kehamilan yang persalinannya sesuai dengan tanggal perkiraan persalinan, 50% akan bersalin dalam 1 minggu sekitar tanggal taksiran, dan 90% akan bersalin dalam 2 minggu sebelum atau setelah tanggal taksiran. Karena itu, persalinan yang kurang dari 2 minggu atau lebih dari 2 minggu dari tanggal taksiran persalinan, dianggap normal.

Umumnya, untuk menentukan suatu kehamilan, dapat dilakukan tes darah atau urine. Tes kehamilan menggunakan sistem ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) dapat mendeteksi kehamilan secara dini dengan cepat dan mudah.

Wanita sering lupa hari pertama haid terakhirnya. Hal ini tentu akan menyulitkan dokter untuk menghitung usia kehamilannya. Untuk itu, ada beberapa cara dalam menentukan usia kehamilan.
  • Detak jantung janin dapat didengar lewat stetoskop khusus atau alat yang disebut dengan instrumen Doppler. Jantung janin dapat dideteksi dengan stetoskop ketika usia kehamilan sekitar 18 - 20 minggu dan dengan instrumen Doppler pada saat usia kehamilan 12 - 14 minggu. 
  • Pergerakan janin dapat dirasakan oleh ibu yang tengah mengandung, umumnya ketika usia kehamilan 16 - 20 minggu. Wanita yang pernah hamil sebelumnya dapat merasakan gerakan-gerakan lebih awal dibandingkan dengan yang baru pertama kali hamil. 
  • Mendeteksi pembesaran rahim menggunakan ultrasonografi, dapat terlihat ketika usia kehamilan sekitar 6 minggu. Detak jantung janin dapat terlihat ketika berusia 6 minggu, meski tidak jelas. Detak itu 95% dapat terlihat jelas ketika usia kandungan 8 minggu. 

Nah, dengan demikian Anda sekarang dapat memperkirakan sendiri kapan bayi Anda akan lahir. Selamat menantikan sang buah hati.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar